Pada hari Rabu, 25 Juni 2025, telah dilaksanakan kegiatan Rembuk Stunting di Balai Desa Getas sebagai bagian dari upaya bersama dalam menanggulangi permasalahan stunting di masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga mengenai bahaya stunting, penyebab, dampak jangka panjang, serta strategi pencegahan yang dapat diterapkan secara kolektif oleh pemerintah dan masyarakat.

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi edukatif seputar stunting, yang meliputi:

1. Penjelasan mengenai stunting sebagai kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

2. Faktor-faktor penyebab utama seperti kurangnya asupan gizi (terutama protein dan zat besi), sanitasi lingkungan yang buruk, serta minimnya stimulasi psikososial anak.

3. Dampak jangka pendek dan panjang stunting terhadap pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan kualitas hidup di masa depan.

4. Strategi pencegahan, seperti pemberian ASI eksklusif, pemantauan tumbuh kembang anak, edukasi gizi, dan pentingnya kebersihan lingkungan.

     Selain itu, kegiatan juga memuat usulan program penanggulangan stunting yang konkret, antara lain: pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil dengan kondisi gizi kurang, pelaksanaan kelas ASI eksklusif dan kelas ibu hamil, pemberian vitamin dan suplemen (zinc, TTD), hingga program perbaikan sanitasi dasar, gerakan rumah sehat, serta budidaya tanaman pangan dan ikan air tawar di pekarangan rumah.

     Dalam rembuk ini juga ditekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah berperan dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan gizi, menyediakan air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak, serta memberikan edukasi menyeluruh tentang stunting. Sementara itu, masyarakat diharapkan aktif terlibat dalam program pencegahan stunting, memberikan dukungan kepada ibu hamil dan anak-anak, serta menjaga kebersihan lingkungan. Dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, stunting dapat dicegah dan diatasi secara efektif, demi mewujudkan generasi penerus yang sehat dan optimal.

     Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Tim 49 Kelompok 1 turut berperan aktif dalam mendukung kelancaran acara. Mereka membantu menerima tamu undangan dan memastikan alur registrasi berjalan tertib, bertugas sebagai pembawa acara (MC) yang memandu jalannya kegiatan secara komunikatif dan terstruktur, serta turut menyiapkan dan merapikan tempat kegiatan, termasuk dalam penataan kursi, konsumsi, dan dokumentasi. Kontribusi para mahasiswa ini turut menciptakan suasana kegiatan yang dinamis, tertib, dan terorganisir, sekaligus menjadi bentuk nyata pengabdian mereka kepada masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat dan pembangunan desa.

Cuaca